Disebuah sudut ruangan yang kurang
lebih berukuran 4x5m2. Kami sekitar 35 mhs ingin mengikuti sebuah
mata kuliah dan kami semua berasal dari fakultas yang sama. Memang ini merupakan pertemuan ke4
dismester ini untuk mata kuliah kami malam itu. suasana tiap malam senin
seperti saat itu, dismeter itu, memang selalu mencekam menegangkan bahkan saya
boleh katakan menakutkan.
Kenapa saya bilang begitu?
Yepsss…………!!!!
Karena kami akan
mengikuti sebuah mata kuliah dari fakultas kami “Teknik Informatika”.
Yang jadi masalah bukanlah
ruangannya, suasananya, ataupun mata kuliahnya. Tapi yang menjadikan saat itu
mencekam ialah dosen yang mengajarkan mata kuliah tersebut. Lebih tepatnya
kalau kita tidak ngerjain atau belom kelar tugas yang dikasinya siap-siap aja
pasang telinga karet buat nampung suara dari dosennya.
Sebut saja beliau ibu
‘R’.
Beliau memang dikenal keras, super
disiplin “katanya seh..”.
Dan lumayan
ngeri dengan kalimat-kalimat yang nyelekit dihati. Yah wajar juga seh,
beliaunya tu Kaprodi untuk jurusan kami “tapi kaprodi apa harus dikenal
galak, saya rasa tidak harus deh..!!”.
Kini kami sedang masuk menempuh
smester akhir (smester 7) dari perjalanan pembelajaran kami selama kurang lebih
3.5thn dikampus tercinta ini. Guna mendapatkan gelar Sarjana Komputer (S.Kom). saya
sendiri sudah 2 kali diajar oleh ibu R, kalau tidak salah saya pernah di ajar
smester 2 dulu.
Ting
tong..!! Belllll otomatis kampus pun berbunyi,
Dipertemuan dengan ibu R kami hanya
dikasi toleransi telat 20’. Memang seh untuk ukuran mahasiswa yang hanya
belajar dan menuntut ilmu itu bukan masalah. Namun telat 20’ akan menjadi
masalah besar bagi mahasiswa yang kuliah dan bekerja
“walaupun dosennya
ngasi toleransi harus ada surat pemberitahuan keterlambatan karena lembur dari
perusahaan tempat masing-masing mhs bekerja”.
Menit-menit awal pertemuan disesi 1
malam itu dengan ibu R memang masih ada senyum dari beberapa mhs. Tapi menurut
saya itu hanyalah senyum munafik dari segelintir mhs.
“jujur saja saya
sendiri tidak pernah bisa tersenyum seperti apapun canda, kekonyolan dan
tingkah dari dosen ini”.
Sayup dan dentingan detik pada jam
tangan teman sebelah saya lumayan bisa saya dengar, dan Saya pun untuk yang ke4
kalinya melirik jam dengan melihat jam tangan yang dikenakan salah seorang
teman disebelah saya, Nampak jelas terlihat pukul 19:45 WIB.
Saya menghela
nafas sambil berharap “semoga malam ini mati lampu hihihi…..”.
Di karenakan dikampus kami sedang ada
penambahan ruang kelas, yang mungkin tidak diikuti dengan arus listrik yang
memadai, jadinya hampir tiap malam lampu kampus mati karena arusnya tidak kuat
menahan beban.
Saya kembali melirik jam tangan
teman disebelah saya, tepat pukul 19:50 WIB. Setelah selesai melirik jam tangan
teman saya yang ada disebelah, dengan ajaib yang terhormat ibu R seraya berkata
“keluarkan
tugas skripsi kalian yang BAB I kemarin, dan kumpulkan kedepan…”.
Dengan sigap salah seorang perwakilan dari
mahasiswa melucuti tugas BAB I skripsi dari masing masing anak.
“tidak termasuk saya, karena saya minggu lalu tidak masuk dan belom
selesai mengerjakan…”.
Tidak ketulungan detak jantung saya
malam itu. sambil pasrah lalu saya pun berucap dalam hati “Abraham samad aja
musuhnya koruptor seindonesia, masa ngadepin ibu yang bawel ini, orang Lombok
kek gw mesti gemeteran seh, hufttt…..gak banget dehhhh….. hihihi.”.
Hingga semua tugas di letakkan
didepan yang terhormat ibu R. walau hanya sekilas beliau langsung tau dari tugas
mhs banyak yang masih semerawut “maklum beliaunya S3 lho.. mantap…”.
Lalu dipanggilah salah satu anak
yang punya tugas dengan tumpukan paling atas, dengan gemetar anak tersebut maju
kedepan dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan ibu R. dalam hati saya
berucap “oh Tuhan ni orang kejem banget seh..”.
Hingga ibu R menggeplak tumpukan
kertas yang ada di depannya seraya berucap
“tugas kalian
tidak ada yang benar, tugas kalian sampah semua, dan sampah tidak pantas dibawa
kehadapan saya”.
Dan dilanjutkan dengan ocehan ringan
lainnya, namun hanya hal itu yang sangat melekat dihati saya. “Yah walaupun bukan tugas saya seh yang digeplak karena kan saya gak
ngumpul hihihi….”.
Dengan pandangan yang lumayan tajam,
tidak satu pun dari kami yang melayangkan kata kata bantahan malam itu,
semuanya senyap, hening dan sebagian lagi tertunduk. Dalam hati saya berkata “Oh Tuhan sombong baget ni dosen, ia anda emang kaprodi, tapi gak harus semarah itu dan gak bisa ngontrol emosi dong, dengan harus ngeluarin kalimat yang bernada menrendahkan anak
bimbingannya sendiri, alahhhh... apa lagi anda jadi
mentri pendidikan.
Ingat yang ngerjain skripsi sampah sekarang, suatu hari bakalan jauh lebih sukses dari pada anda” .
Ingat yang ngerjain skripsi sampah sekarang, suatu hari bakalan jauh lebih sukses dari pada anda” .
Singkat cerita.
Beberapa saat kemudian dia berkata “silahkan break”, karena waktu itu memang sudah waktunya break.
Satu persatu mhs keluar dengan wajah kesel dan smerawut tak terkecuali saya
yang masih dongkol dengan tindakan dan perkataan ibu R tadi di ruang kelas ‘ruangan
207’.
Upssss sekian hal yang bisa saya kotak
katik dikesempatan malam ini.
And
See you again.!!
Posting Komentar